Minggu, 12 Juli 2009

Pameran Arsitektur dalam PKB XXXI, Tampilkan Karya Kreatif Para Arsitek Muda

Pameran Arsitektur kembali menyemaraki ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXI. Pameran ini adalah kesertaan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Bali yang ke-6, sejak lima tahun lalu. Sebelumnya pada 1970 hingga 1980-an, IAI Daerah Bali cukup aktif menyelenggarakan Pameran Arsitektur bersama beberapa Perguruan Tinggi di Bali, di setiap ajang PKB Bali.

Pameran arsitektur kali ini menyajikan hasil karya arsitektur yang disajikan para arsitek muda di Bali, juga kajian arsitektur dan informasi yang berhubungan dengan proses pendidikan arsitektur dari beberapa perguruan tinggi di Bali seperti Universitas Udayana, Universitas Warmadewa dan Universitas Dwijendra Denpasar. Tak ketinggalan dari instansi pemerintah ikut ambil bagian dalam pameran semisal Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional-Dinas PU.

Dengan tema “Mulat Sarira” sebagai tema sentral PKB XXXI dan ‘Jati Diri Arsitektur di Bali’-sebagai tema pameran arsitekturnya, memberikan inspirasi bagi IAI Daerah Bali dalam merekam eksistensi pernak-pernik arsitektur yang mewarnai wajah Bali sebagai wahana introspeksi diri atas identitas Bali dan arsitekturnya.

Menurut Ketua IAI Daerah Bali, Ketut Rana Wiarcha, ST, IAI, maksud diselenggarakan pameran arsitektur pada kesempatan PKB saat ini adalah: (1) merekam dan mewartakan keberadaan arsitektur di Bali saat ini, sebagai wahana instrospeksi bagi semua insan yang terlibat di dalam kehadiran arsitektur berkonteks perkembangan dan makna arsitektur Bali serta arahnya menuju kehadiran arsitektur yang laras harmoni.
Lalu, (2) Memberikan media kepada arsitek muda anggota IAI Daerah Bali di dalam menampilkan karyanya, serta ajang pengembangan wawasan dan pengalaman serta empati terhadap arsitektur Bali dengan berbagai problematikanya, selain melaksanakan profesi yang sejalan dengan kaidah tatalaku profesi yang telah digariskan dalam kode etik berprofesi arsitek. Satu lagi, (3) Sebagai media informasi kepada masyarakat luas terhadap proses pendidikan arsitektur, serta keterkaitan lintas institurional dalam melangkah membentuk dan mewujudkan arsitek dan arsitektur di Bali.

Dr. Ir. I Wayan Runa, MT, selaku Ketua Panitia Pameran Arsitektur PKB XXXI, mengemukakan, pameran arsitektur tahun ini agak beda dari tahun-tahun sebelumnya. Pertama, dari segi tempat penyelenggaraan, sekarang memakai tempat pameran di Koridor Gedung Museum Art Center (sebelah utara sungai, posisi di antara dua jembatan). Kedua, Sistem penyelenggaraan event organizer. Ketiga, Peserta pameran menampilkan para arsitek muda, yang pada umumnya memiliki kreativitas lebih tinggi serta lebih memaknai introspeksi dan lebih berkomitmen jati diri, lebih kreatif dalam mentransfer proses perkembangan arsitektur. Keempat, pada pameran tahun-tahun sebelumnya tidak pernah diadakan presentasi oleh para peserta pameran sebagaimana yang akan dilakukan pada pameran sekarang ini. Dengan adanya peresentasi dan sekaligus diskusi tersebut, kita belajar bersama, yang dihadiri baik dari kalangan akademisi, dunia usaha, mahasiswa, atau pun dari masyarakat umum.


Materi Pameran
Substansi, peserta, materi dan media presentasi dalam pameran arsitektur kali ini antara lain berupa rekaman visual kondisi faktual arsitektur di Bali, yang dipresentasikan dalam media fotografi, sketsa atau media lainnya sebagai “introspeksi” terhadap wajah arsitektur Bali.
Selain itu juga ditampilkan rancangan arsitektur kini dalam beragam fungsi, karya arsitek muda (di bawah usia 40 tahun) anggota IAI Bali, yang mewarnai perkembangan dan gerakan perubahan arsitektur di Bali, dipresentasikan dalam media 3D Visualisai, fotografi dan gambar-gambar.

Dari kalangan Perguruan Tinggi di Bali Arsitektur Udayana menampilkan karya tugas mahasiswa dalam Menggambar Arsitektur 2 dengan teknik titik dan garis, Studio Perancangan Arsitektur 2 (Merancang Perumahan), Pemodelan 3 D Arsitektur dengan judul tugas ‘Interior Sport Arena’, Studio Perancangan Arsitektur 3 (‘Rental Office’) dan Studio Perancangan Arsitektur 4 (‘Sport Arena”).
Arsitektur Warmadewa menampilkan tugas mahasiswa, Studio Perancangan Arsitektur 4 (Habitat of Warmadewa) dalam konsep Green Architecture yang mengambil lokasi di jln. Cok Agung Tresna. Baik Udayana maupun Warmadewa menampilkan pula tugas mahasiswa dalam bentuk maket.

Pada panil yang lain, dipamerkan hasil studi awal Morfologi arsitektur Candi Bentar di Pura Agung Gunung Raung, Desa Taro Tegallalang-Ubud Gianyar, kajian arsitektur yang ditampilkan oleh Program Studi Arsitektur Universitas Dwijendra, Denpasar.
Dalam pameran arsitektur kali ini, salah satu instansi pemerintah diwakili oleh Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional (BPTPT)-Dinas PU, menyajikan Bambu Laminasi pada Bangunan/ Rumah Tradisional, baik mengenai bahan bangunan, komponen bangunan, tampilan bangunan rumah tradisional serta sifat mekanis bambu.

Arsitek Muda
Lantas, karya apa saja yang ditampilkan oleh kalangan arsitek muda? I Gusti Lanang Wiantara menyajikan konservasi Puri Agung Blahbatuh. Anneke Prasyanti Picaulima, menyajikan karya arsitekturnya, seperti Villas Hotel, Residential, Health Facilities, Office, dll. Pada panil berikutnya, Nova Ktristina menampilkan karyanya berupa Kreasi Rumah Indonesia. Lantas Kadek Pranajaya dengan karya The Seiryu Villa-Seminyak.

Salah satu arsitek muda yang juga dosen arsitektur Universitas Udayana, I Wayan Wiryawan, tampil sedikit beda dengan menyajikan secara visual kajian akademis tentang Proses Belajar Mahasiswa Studio Arsitektur. Sedangkan Gede Arista Gunawan, menyajikan karyanya ‘Private Villa’ di Kedungu-Tabanan.

Karya-karya berupa Villa, Private House, juga ditampilkan oleh arsitek muda dari ‘Crea Bali’, I Gusti A. B. Arimbawa & A.A. Gde Raka HS. Karyanya Hard Rock Radio, Central Parking-Kuta, Cascade Villa di jln. Saraswati Kuta dan Private House di jln. Dewi Madri-Renon, Mr. Ron’s Private House di jln. Bidadari-Kuta.

Dari Akasa Bali Architect, karya-karya arsitekturnya adalah berupa Desain Perencanaan: Penataan Pura Pusering Tasik, Desa Bangbang-Tembuku-Bangli, Kolam Renang di Singaraja, Monumen Perang Jagaraga di Desa Jagaraga-Buleleng, Monumen Panji Landung di Buleleng, dan Pura Desa Lan Puseh Desa Yeh Embang Kauh-Jembrana. Dari Jeghier Architect Indonesia, bukan hanya villa saja yang digelar dalam pameran kali ini, seperti villa Surgawi Cemagi-Bali dan villa Frana, Sanur Bali, namun juga restoran, seperti Verandah Restaurant di Kualalumpur-Malaysia.
Dari arsitek muda lainnya, Komang Sulastini menampilkan karyanya, Hans Witt Private Villa. Sementara Wara Urwasi bersama Wibawa Patra, menyuguhkan karyanya 4 D Movie Theatre, Akana Bar & Meeting Room serta Make Over Photo Studio-Sunset Road, Kuta. Ada karya yang bertajuk Arsitektur dalam Bingkai Proses. Kemudian karya-karya lainnya seperti: Coconut Grove Estate-Sanur, Sakura House-Umalas, Maira Bali-Padang Bai, Batavia Villa-Seminyak, Villa M Krobokan dan Sentosa Type Breeze Block.

Film dan Diskusi
Berdasarkan Agenda Pameran yang diterbitkan oleh Panitia, selain acara pameran juga digelar serangkaian pemutaran film arsitektur dan diskusi dari para peserta pameran, tiap Jumat yang dimulai sejak 19 Juni 2009. Di hari pertama ini, diskusi dan presentasi karya peserta pameran diisi oleh arsitek muda Komang Suardika (Jeghier Architect), Anneke Prasyanti Picaulima (Bal Hospitality & Design), Nova Kristina (Kreasi Rumah Indonesia) dan dari Universitas Udayana.

Di minggu ke-2, Jumat (26/6) berlangsung pemutaran film, dilanjutkan diskusi dan presentasi karya oleh Kadek Pranajaya (Kadek Prana Architect), Komang Sulastini (Imak’s Studio), I Wayan Wiryawan (Wiryawan Studio Arsitek) dan Universitas Warmadewa.

Menyusul pada Jumat (3/7), selain pemutaran film arsitektur juga diisi diskusi dan presentasi karya oleh Gede Arista Gunawan (Bale Design), Putu Edy Semara (Esa International), Enggie Rucitra Mulyana (Gie Architect), I Gusti A.B. Arimbawa (Crea Bali Utama) dan dari Universitas Dwijendra-Denpasar.

Di minggu ke-4 pada Jumat (10/7), setelah pemutaran film, akan dilanjutkan dengan diskusi dan presentasi karya I Gusti Lanang Wiantara (Lanantara Architect), Wayan Sutarman (Wayan Sutarman Architect), Wara Urwasi (Gitakaran Architecture Studio), Dewa Surya Winata (Akasa Bali Architect), Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional-Dinas PU dan diakhiri dengan acara Penutupan Pameran Arsitektur XXXI.

• I Nyoman Gde Suardana, Bali Post, Minggu, 28 Juni 2009

1 komentar:

  1. Pameran Arsitektur Bali perlu dikembangkan lebih maju ke depan, terutama konsep tradisional dan menggunakan bahan2 alami dari lingkungan sekitar, terlihat sangat asri dan menyatu dengan lingkungan,
    numpang Share Gan"
    promo pembuatan gambar IMB Rp10rb/m2, 0361-350 2498, 0887 36 444 39 jangan lupa bekunjung balik ke blog kita di : http://bagoosproperty.blogspot.com/

    numpang promo
    makasih banyak, salam sukses

    BalasHapus